lagu sunday morning - maroon5 mengalun indah-tepatnya bukan mengalun-tapi memekik keras di kamar amel. yap, seperti kebiasaan amel setiap hari minggu, membereskan kamarnya yang serba berantakan setelah seminggu tak terurus karna sibuk sekolah. jadi hari minggu ini kegiatan rutin amel untuk membereskan kamarnya supaya tertata rapi kembali. pada hari sekolah? kayak kapal pecah!
lagi asyiknya melantunkan lagu band luar favoritnya itu, tiba-tiba amel dikejutkan oleh bunyi handphonenya sendiri. ada telepon dari andre. amel segera mengangkat telepon itu. "halo."
"lagi dimana lo?" tanya andre tanpa basa-basi terlebih dahulu.
"di rumah, kenapa?"
"keluar, yuk," ajak andre kepada amel.
"kemana?"
"ke gunung, yuk? lagi pengen melukis pemandangan, nih."
"di rumah kan lo juga bisa melukis pemandangan?"
"otak gue lagi mumet. gak ada yang bisa gue bayangin. di rumah yang gue lihat cuma kucing. yuk? tega lo sama sahabat sendiri?" bujuk andre.
"iya deh iyaaa. tapi jam 10, ya? gue lagi ngebabu nih."
"oke, mbak iyem. yang rajin, ya? hehehe."
"menghina mulu deh." di seberang andre langsung terkekeh. amel langsung memutuskan hubungan telepon dan melanjutkan pekerjaannya.
----------
andre adalah sahabat amel. mereka bersahabat sejak masuk sma, tepatnya ketika mereka satu kelas. awalnya amel dan andre tidak begitu akrab, bahkan tegur sapa aja mereka tidak pernah. tapi waktu itu, ya waktu itu ketika guru mata pelajaran tidak hadir, amel duduk sendiri andre langsung mendekatinya sambil memainkan gitar. amel terkagum mendengar nada yang dimainkan oleh andre. lagu yang dimainkan andre adakah lagu kesukaannya.
"my heart will go on, kan?" tanya amel ketika andre telah selesai memainkan gitarnya.
"yup. lagu romantis yang abadi sampai kapanpun."
"bener banget. gak ada tandingannya sama lagu yang lain."
andre tersenyum mendengar pernyataan amel. "lo bisa main gitar?"
"enggak. pengen belajar sih tapi nggak tau siapa yang mau ngajarin gue."
"belajar sama gue, mau?" tawar andre.
"bener? tapi nggak usah deh. belajar gitar kan perlu pegang-pegang jari, nanti cewek lo marah lagi."
"maksud lo nia? gue udah putus."
"kapan?"
teet.. teet..
bel tanda pulang sudah berbunyi. semuanya bergegas membereskan meja masing-masing dan bersiap untuk pulang. andre menjawab pertanyaan amel, " gue ceritain nanti malam aja, ya, di sms. masukin nomor lo," andre memberikan hpnya kepada amel. amel langsung mengambil hp tersebut dan memencet nomor hpnya sendiri.
-----------
itu awal kedekatan amel dengan andre. awalnya amel tidak menyangka mereka akan sedekat ini. karna yang amel bayangkan hanya sosok andre yang dingin kepada cewek.
dulu, ketika pertama kali masuk kelas sepuluh amel langsung tertarik kepada andre. tidak ada alasan yang cukup jelas mengapa amel menyukai andre. yang penting andre menyukai amel, itu saja. memang benar perkataan setiap orang, cinta tak pernah membutuhkan alasan! amel ingin mendekati andre. dengan penuh usaha amel mencari-cari informasi tentang andre. dari informasi yang amel dapatkan, ternyata andre sudah punya pacar. dan hubungan andre dengan pacarnya itu sudah berjalan satu setengah tahun. amel langsung menyerah ketika itu.
di kelas amel mencoba menjalin hubungan pertemanan dengan andre. tapi itu tidak bisa dilakukannya karna sikap dingin andre itu. tapi tanpa terduga andre yang mendekati amel. ya, andre mendekati amel. ketika itu hati amel langsung berbunga-bunga. awal mereka berhubungan adalah dengan melalui curhat-curhatan mengenai masa lalu masing-masing. dan sampai akhirnya mereka menjadi sahabat seperti sekarang ini.
perasaan yang dimiliki amel kepada andre semakin dalam. tapi amel tidak tahu bagaimana perasaan andre sendiri. selama ini andre selalu memberi perhatian lebih kepada amel layaknya seperti orang pacaran. tapi itu tidak membuktikan kalau andre suka sama amel. perhatian bukan berarti suka, kan?
sampai sekarang amel belum mau mengungkapkan perasaan itu kepada andre. amel takut hal ini akan membuat andre menjauh darinya. dan juga amel tidak mau merusak hubungan persahabatan yang sudah lama dijalinnya bersama andre. biar waktu yang berbicara atas semua ini.
----------
"lo punya bakat melukis dari siapa sih?" tanya amel seraya melihat lukisan yang telah selesai dibuat andre.
"bakat ilmiah. papa gak bisa melukis, mama apalagi. aneh, kan?"
"iya, sih. tapi hasil lukisan lo bagus semua. andai aja gue punya bakat kayak gitu, pasti hidup gue nggak bakalan bosan."
"syukuri apa yang diberi Tuhan. semua keterampilan di beri seimbang kok oleh Dia. buktinya gue bisa melukis tapi gak hebat dalam pelajaran. lo yang gak bisa melukis tapi hebat banget dalam pelajaran. adil, kan?"
amel tersenyum. "iya sih. ndre, gue pengen nanya sesuatu sama lo."
"apa?"
"misalnya.. gue suka sama lo. reaksi lo gimana?" tanya amel ragu-ragu.
"jangan sampai, mel. lo tau kan kita sahabatan udah berapa lama? kalau misalnya diantara kita atau masing-masing kita saling suka, terus kita pacaran, itu nggak menjamin hubungan kita akan bertahan lama. lo tau sendiri kan resiko pacaran itu apa? pacaran pasti ada putusnya, tapi kalau sahabat nggak pernah ada kata putus. yang namanya mantan sahabat itu nggak ada, tapi kalau mantan pacar pasti ada. belum lagi..."
"berarti kita gak boleh saling jatuh cinta?" potong amel.
"gue belum selesai, mel. belum lagi pacaran pasti ada salah pahamnya, terus berantem. bikin stres. lagipula gue mempunyai rasa sayang yang lebih kepada sahabat gue daripada pacar gue. soal pertanyaan lo tadi, kita boleh kok untuk jatuh cinta. tapi untuk sekarang kita belum bisa untuk sama-sama. waktu yang akan menjawab semua, mel," jelas andre kepada amel. andre mengeluarkan sesuatu dari saku celananya. sebuah gelang berwarna pink diberikannya kepada amel. "ini dibeliin oleh abang sepupu gue. gue anggap ini sebagai hinaan karna dia beliin gue barang berwarna pink. gue pikir daripada gelang ini terbuang gitu aja, mending gue beri ke elo. lo pake, ya?" andre memakaikan gelang yang berwarna pink tersebut di pergelangan tangan amel.
amel mengamati gelang yang terpakai di pergelangan tangannya tersebut. "tapii lo tau sendiri kan gue kurang suka warna pink?"
"anggap aja lo menghargai pemberian dari gue."
'ini lebih dari sekedar pemberian buat gue,' ucap amel dalam hati.
----------
amel segera keluar ketika mendengar mesin motor andre berhenti di depan rumahnya. amel tentu sudah hafal bagaimana bunyi mesin motor tersebut karna andre sering mengunjungi amel ke rumahnya.
"hai," sapa andre ketika memasuki pagar rumah amel. "duduk di atap yuk?"
amel mengiyakan ajakan andre dan segera mereka bergegas ke atap rumah amel. mereka duduk berdampingan. "tumben lo ngajak gue ke atap rumah? biasanya duduk di teras aja," tanya amel heran.
"gue pengen liatin pemandangan bagus. ikut aja, yuk." andre menggenggam tangan amel dan segera menuju ke atap rumah amel. "lo lihat ke langit, deh. indah, kan?" kata andre ketika sudah sampai di atap rumah amel.
amel langsung menengadahkan kepalanya ke langit. disana banyak bertaburan bintang yang ditemani oleh bulan yang bersinar. "iya." amel terkagum melihat itu semua.
"kalau di rumah gue suka liatin langit sambil manjat pohon jambu hehehe."
"emang dasar keturunan monyet lo," kata amel menertawakan.
andre menyengir. "lo lebih suka mana antara bulan atau bintang?"
"bintang. soalnya bintang itu selalu setia. bintang nggak akan hadir kalau bintang nggak ada, tapi bulan bisa hadir tanpa ditemani bintang. kalau lo?"
"kalau gue lebih suka bulan. soalnya bulan itu selalu memberi cahayanya kepada bintang. tanpa bulan, bintang nggak akan bercahaya."
amel kembali menatap langit yang ada di atas. "tapi jujur ini indah banget. lo emang suka sama semua ini?"
"iya, dari dulu gue udah suka banget. apalagi kalau langit malam kayak gini, gue selalu memperhatikannya." andre kemudian menatap amel lekat-lekat. "mel, gue mau cerita, boleh?"
"biasanya juga lo kalau cerita nggak pernah minta izin dulu. apa?"
"gue suka sama cewek, tapi gue takut mengungkapkan perasaan gue ke dia."
"kenapa?"
"gue takut dia nggak suka sama gue."
amel mendengar itu semua merasa cemburu. tapi amel berusaha bersikap biasa saja di depan andre. dia tidak mau hal yang tak diinginkannya terjadi. "kalau lo nggak nyoba lo nggak bakalan tau! siapa tau dia juga suka ke elo."
"gue takut, mel."
"cemen lo!" lama-lama amel kesal melihat andre. "ndre, kalau misalnya lo jadian sama cewek itu... lo jangan pernah tinggalin gue, ya? lo tetap mau sahabatan sama gue, ya?"
"itu pasti, mel. gue nggak akan pernah ngelupain sahabat yang paling gue sayang. janji, deh." andre mengacungkan jari kelingkingnya ke hadapan amel. amel menautkan jari kelingkingnya di jari kelingking andre.
----------
hari ini amel pergi jalan-jalan dengan andre. amel menemani andre untuk melukis. sebenarnya amel ogah-ogahan untuk menemani andre hari ini karna dia ingin menikmati liburan seorang diri di rumah. tapi setelah dibujuk oleh rayuan maut andre, akhirnya amel mengiyakan ajakan andre tersebut.
tapi sepanjang perjalan andre tidak mengacuhkan amel. malah andre sibuk sendiri dengan kegiatannya. amel jadi kesal sendiri melihat kelakuan andre. 'dia yang maksa minta temenin kenapa gue dikacangin?' teriak amel dalam hati.
amel mencoba sabar sabar dan sabaar. sampai kesabarannya habis, amel membentak andre, "lo minta temenin sama gue untuk kesini, kan? kenapa lo kacangin gue?"
"maaf gue lagi konsentrasi, nih."
"udah deh! gue pulang aja!" kata amel kesal.
andre mencengkram bahu amel untuk menghentikan langkahnya. "jangan. maaf kalau gue egois. tapi gue lagi konsen bikin gambar. lo sabar sebentar aja, ya?" andre memohon.
"tapi ini keterlaluan!"
"maaf. lo sabar sebentar aja mau, kan?"
"iya," jawab amel singkat karna masih kesal dengan andre.
andre tertawa melihat amel yang begitu kesalnya. "lo kayak pacar gue aja, deh. dicuekin aja marah."
"gue kan emang pacar lo!" amel mencibir.
----------
"ameeeeell..!!" teriak andre memanggil amel ketika amel memasuki gerbang sekolah.
"apaan sih norak banget pake teriak-teriak segala?" amel jadi kesal sendiri melihat andre.
"hehehe gue lagi senang banget. coba lo tebak?"
amel melipat tangannya di depan dada. "anak kecil! lo dapat uang jajan lebih dari nyokap," jawab amel ngasal.
"gak serius banget sih nebaknya." andre pura-pura cemberut. "mel, berita ini berita bahagia banget buat gue! dan lo juga harus tau! gue udah jadian sama debi, cewek yang gue suka itu!" kata andre melonjak senang.
seperti tersambar petir, warna muka amel langsung berubah. amel merasakan sakit di hatinya. sakit ini bukan sakit yang biasa. andre terus mengoceh, sementara amel tidak bisa lagi mendengar ucapan-ucapan andre. amel merasa dadanya terlalu sesak untuk sekarang. matanya terasa mulai panas. sepertinya bulir-bulir airmata akan jatuh melalui matanya. 'plis, jangan sekarang!' tapi sepertinya airmata itu tak mau mendengarkan jeritan hati amel. amel tidak mau andre melihat kejadian ini. amel langsung pamit kepada andre, "gue masuk duluan, ya."
andre yang melihat perubahan amel langsung bingung. dia terus memandang amel yang berlari-lari kecil memasuki sekolah. 'gue harap ini bentuk kecemburuan lo, mel.'
----------
amel duduk sendiri di atap rumahnya. dia memandang langit yang ada di atasnya. hari ini benar-benar membuat hatinya kacau. dia tidak menyangka semua ini akan terjadi. memang ini resiko yang harus di tanggungnya.
perlahan airmata amel mengalir di pipinya. dia ingat andre. dia ingin andre. biasanya ketika sedih seperti ini amel langsung curhat kepada andre. tapi tidak mungkin untuk saat ini dia menceritakan isi hatinya kepada andre.
"langit sekarang nggak secerah hati gue, ndre. gue sedih ketika tau lo punya pacar. kayaknya lo bahagia banget ya bisa jadian sama cewek yang lo suka. lo tau nggak gimana perasaan gue sekarang? hancur!" ucap amel lirih seorang diri.
ya, ini sangat berat bagi amel. melihat sahabat yang dicintainya pacaran dengan orang lain. resiko sahabatan dengan lawan jenis memang lebih besar. ini juga yang harus dihadapi amel.
amel bertekad dalam hatinya, "gue harus kuat! gue harus tegar!" tapi sedetik kemudian wajahnya kembali menunjukan keputusasaan. dia tidak tau apa ucapannya itu bisa diapikasikannya ke kehidupan sehari-hari? amel sendiri bingung harus berbuat apa jika bertemu andre. rasanya andre sekarang tidak sedekat dulu lagi sama dia.
"apa andre tau kalau gue sedih? apa dia tau perasaan gue ke dia? pastinya enggak. andre sekarang kan lagi tertawa senang sama pacar barunya." kembali amel merasakan sakit di hatinya ketika mengingat semua itu. amel sadar bukan haknya untuk melarang andre pacaran dnegan siapapun. "dunia kejam!"
----------
"hai," sapa andre ketika tiba di depan rumah amel.
amel hanya terseyum melihat andre. rasanya sekarang dia ingin menangis lagi.
"jalan, yuk?" ajak andre.
"udah malam. lagian ngapain lo ngajak gue? kenapa nggak pacar lo aja?"
"kenapa jadi sewot gitu, sih?"
"gue biasa aja!"
"kenapa kita jadi berantem gini? lo berubah banget sekarang! lo bukan amel yang gue kenal dulu!"
"gue nggak berubah!"
"gue yg ngerasain! sejak gue punya pacar lo jadi menjauh dari gue! lo kenapa? cemburu?" bentak andre.
bentakan andre itu membuat amel terkejut. dia tidak menyangka andre akan membentaknya seperti itu. "mau lo sekarang apa?"
"ikut gue!" andre langsung menggenggam tangan amel dan menyeretnya pergi.
di sepanjang perjalanan mereka berdua hanya diam. tak sepatah kata pun keluar dari mulut andre atau amel. amel hanya merasakan dinginnya angin malam yang menyelimuti tubuhnya. sesekali andre memperhatikan amel dari kaca spion motornya. matanya memandang sedih sosok yang ada disana. "kalau dingin peluk aja gue."
amel tidak bereaksi sedikitpun. dia takut rasa itu semakin dalam.
melihat amel yang tidak bereaksi, andre berkata lagi, "anggap aja pelukan itu sebagai tanda lo nggak mau kehilangan gue."
amel tidak mengerti maksud kata kata andre. "maksud lo?"
"nothing." kemudian andre menepikan motornya dan menghentikan laju motornya. "udah sampai."
"taman kota? ngapain lo ngajakin gue ke taman?" tanya amel heran.
"ikut aja." andre melangkah panjang menuju ke sebuah danau. amel yang kebingungan hanya mengikuti langkah andre dengan tergesa-gesa. amel selalu bertanya-tanya dalam hati.
andre berhenti di tepi danau dan duduk di atas rumput hijau yang ada disana. andre memberikan isyarat kepada amel untuk duduk di sampingnya. amel mengikuti keinginan andre tanpa banyak bicara. diam. hening. itulah yang terjadi di antara mereka sekarang. hanya desahan angin yang terdengar malam itu.
"gue pengen ngenalin lo sama seseorang," andre memulai percakapan diantara keheningan tersebut.
"debi?"
andre mengangguk dan menoleh ke belakang. amel juga memalingkan kepalanya ke belakang. disana terlihat sosok cewek cantik mungil berjalan ke arah mereka. seulas senyum di bibirnya membuat dia semakin cantik. amel merasakan kepedihan lagi di hatinya. airmatanya seakan mau mengalir lagi. 'plis jangan sekarang!' amel mengerjapkan matanya beberapa kali supaya airmata itu tidak turun.
"hai, kak," sapa debi ceria.
amel hanya tersenyum. airmatanya langsung mengalir di pipinya. amel tidak bisa lagi menyembunyikan wajahnya tersebut dari andre dan debi. andre yang melihat amel menangis langsung heran dan bertanya, "lo kenapa?"
amel mengusap airmata di pipinya. "nggak papa."
"jujur sama gue."
"gue nggak papa, beneran." sekali lagi dia mengusap airmata di pipinya. "eh, ini debi pacar lo, ya?"
debi tertawa mendengar perkataan amel. "pacarnya? nggak mungkinlah kak aku pacaran sama bg andre. aku kan sodaraan sama bg andre. aku adik sepupunya bg andre, kak."
amel terkejut mendengar kata-kata debi. dia menoleh ke andre, tapi andre hanya mengangkat bahu sambil tersenyum. "maksudnya apa?"
"lo emang nggak peka, ya."
"maksud lo?"
"mel, gue suka sama lo. gue sayang sama lo. tapi gue nggak tau lo juga suka sama gue atau nggak. gue coba untuk menelusuri isi hati lo, tapi tetap gue nggak bisa menerka isi hati lo. cewek yang gue maksud malam itu elo amelia canara," jelas andre kepada amel.
"terus kenapa lo bilang pacaran sama debi?" amel masih bingung dengan apa yang terjadi sekarang.
"gue pengen nguji lo, mel. gue cuma pengen tau isi hati lo sebenarnya. sekarang lo jujur sama gue, lo kenapa nangis waktu liat debi?"
"jujur, waktu gue tau lo punya pacar gue langsung patah hati. gue sayang sama lo, ndre. tapi gue nggak pernah bisa untuk ungkapin semuanya. gue takut persahabatan kita akan hancur hanya gara-gara perasaan ini. makanya gue lebih memilih untuk memendam. tapi waktu tau lo punya pacar gue langsung sakit hati."
"akhirnya gue tau semuanya. mel, would you be my girlfriend?"
amel tersipu malu. debi langsung bersorak tak karuan. "terima aja kaaaaak. aku dukung kalian pacaran, kok!" seru debi histeris.
amel hanya mengangguk. terlalu malu untuk dia menjawab semuanya. andre langsung memeluk amel penuh kasih sayang. penantian itu telah datang waktunya. penantian yang mempunyai akhir yang bahagia. amel dan andre saling berpelukan di bawah terangnya langit malam.
"kayaknya aku bakalan jadi kambing congek nih disini," gerutu debi.